Nama : Aldo Angio
NIM : S22 15 051
Perubahan Sosial Berkaitan Dengan
Tekhnologi Komunikasi
Masyarakat
dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan. Perubahanyang terjadi bukan hanya
menuju ke arah kemajuan, tetapi dapat juga menuju kearah kemunduran. Terkadang
perubahan- perubahan yang terjadi berlangsung dengan cepat, sehingga
membingungkan dan menimbulkan ”kejutan budaya” bagi masyarakat. Perubahan itu
dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan
hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem
pengetahuan, serta religi/keyakinan.
Di
dalam buku Sosiologi Pembangunan karangan Prof. Dr. Ny. Pudjiwati Sajogyo,
ditelaah ciri-ciri masyarakat yang menjadi modern, artinya mempelajari proses
perubahan penting yang terjadi dalam struktur sosial negara-negara yang menjadi
modern.
Dikutip
beberapa ciri masyarakat modern yang dikemukakan Prof. Selo Soemardjan, antara
lain:
• tingkat pendidikan formal adalah tinggi
dan merata;
• 2.kepercayaan yang kuat pada manfaat
ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk kesejahteraan masyarakat
Masyarakat
tergolong-golong menurut bermacam-macam profesi serta keahlian yang dapat
dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan.
Sedangkan
ciri manusia modern yang menjadi penentu modernisasi, menurut Soerjono
Soekanto, antara lain:
• manusia modern adalah orang yang
bersikap terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru dan penemuan-penemuan
baru;
• siap menerima perubahan-perubahan;
• percaya kepada keampuhan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Modernisasi
tidak hanya milik masyarakat yang bermukim di daerah perkotaan saja, sekarang
ini sentuhan – sentuhan modernisasi telah menjalar ke berbagai pelosok daerah,
hal ini dimungkinkan dengan adanya sarana dan prasarana dibidang telekomunikasi
yang amat memudahkan kehidupan manusia. Begitupun dengan masyarakat pertanian,
yang umumnya identik dengan daerah pedesaan tidak luput dari euphoria akan
modernisasi, masyarakat pertanian yang dulunya dianggap terbelakang dalam
penyerapan dan penguasaan akan teknologi dalam berbagai bentuk kini mau tidak
mau sangat membuthkan sentuhan teknologi dalam aktivitas pertanian.
Jika
dulunya masyarakat pertanian cenderung ‘kolot’ akan hal – hal yang bersifat
inovatif, lain halnya dengan sekarang ketergantungan akan hal- hal yang
berhubungan dengan teknologi seakan menjadi bagian hidup mereka. Sebagai
contoh, untuk membeli bibit saja mereka rela dating jauh – jauh dari tempat
tinggal ke toko – toko atau pusat penjualan sarana produksi (input) pertanian
seperti bibit, benih, dan input lainnya seperti pupuk dan pestisida. Hal ini
mengindikasikan masyarakat pertanian telah sepenuhnya dapat menerima sentuhan
teknologi dalam kehidupan mereka.
Sebuah
perubahan bisa terjadi karena sebab dari dalam (intern) atau sebab dari luar
(ekstern). Dalam sebuah masyarakat, perubahan sosial dan budaya bisa terjadi
karena sebab dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
1.
Sebab intern
Merupakan
sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
• Dinamika penduduk, yaitu pertambahan
dan penurunan jumlah penduduk. Pertambahan penduduk akan menyebabkan perubahan
pada tempat tinggal. Tempat tinggal yang semula terpusat pada lingkungan
kerabat akan berubah atau terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya
penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Contoh perubahan
penduduk adalah program transmigrasi dan urbanisasi.
• Adanya penemuan-penemuan baru yang
berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun
penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama(invention)
• Munculnya berbagai bentuk pertentangan(conflict)
dalam masyarakat.
• Terjadinya pemberontakan atau revolusi
sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan- perubahan besar.
2.
Sebab Ekstern
Merupakan
sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
• Adanya pengaruh bencana alam
• Terjadi peperangan
• Adanya pengaruh kebudayaan lain
Jika
dilihat dari segi cepat atau lambatnya perubahan, maka perubahan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Evolusi
Evolusi
adalah perubahan secara lambat yang terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang
timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah
perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu
bentuknya sangat sederhana, namun karena masyarakat mengalami perkembangan,
maka bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks.
2. Revolusi,
yaitu
perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi diawali oleh
munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan
tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat
dikendalikan.
Terjadinya
proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu. antara lain:
a. Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu
perubahan.
b. Adanya pemimpin/kelompok yang mampu
memimpin masyarakat tersebut.
c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk
melaksanakan revolusi.
d.
Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
e.
Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak
puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program
dan arah gerakan revolusi.
3. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan
kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak
membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh
perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.
Perubahan
besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang
membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh
perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi
pola kehidupan masyarakat.
4. Perubahan yang Direncanakan dan Tidak
Direncanakan
Perubahan
yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah
diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
melakukan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of
change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial.
Perubahan
yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang
terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya
akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan.
ASPEK-ASPEK
TEKNOLOGI
Teknologi
adalah pengetahuan yang digunakan untuk membuat barang,menyediakan jasa serta
meningkatkan cara dalam menangani sumber daya yang penting dan terbatas.
Pengertian lain tentang teknologi adalah upaya manusia untuk membuat kehidupan
lebih sejahtera, lebih baik, lebih enak dan lebih mudah.
Teknologi
yang dikembangkan dari beragam teknologi satu diantaranya adalah Teknologi
Tepat Guna (TTG) yaitu suatu teknologi yang memenuhi, persyaratan: teknis,
ekomomi dan sosial budaya.
•
Teknis, yaitu memperhatikan dan menjaga tata kelestarian lingkungan hidup,
penggunaan secara maksimal bahan baku lokal, menjamin mutu (kualitas) dan
jumlah (kuantitas) produksi, secara teknis efektif dan efisien, mudah perawatan
dan operasi, serta relatif aman dan mudah menyesuaikan terhadap perubahan.
•
Ekonomis, yaitu efektif menggunakan modal, keuntungan kembali kepada produsen,
jenis usaha kooperatif yang mendorong timbul industri lokal.
•
Sosial budaya, memanfaatkan keterampilan yang sudah ada, menjamin perluasan
lapangan kerja, menekan pergeseran tenaga kerja, menghidari konflik sosial
budaya dan meningkatkan pendapatan yang merata
CONTOH
PENERAPAN TEKNOLOGI YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN SOSIAL PADA MASYARAKAT
Pembangunan
yang telah dilakukan di setiap desa-desa yang ada di wilayah Indonesia,
utamanya pada masyarakat petani saat ini. Bentuk penerapan teknologi tepat guna
dalam pertanian dan perubahan sosial masyarakat petani merupakan implementasi
dari pembangunan yang dilakukan di negara-negara berkembang seperti di
Indonesia.
Penerapan
teknologi tepat guna dalam pertanian dan perubahan sosial masyarakat petani
telah menciptakan cara dan sikap masyarakat petani dalam melakukan proses
produksi pertanian. Secara tegas dikatakan bahwa teknologi tepat guna dalam
pertanian yang diperkenalkan dipedesaan Jawa lebih banyak mengandalkan masukan
modern dan membatasi tenaga kerja. Hanya saja pada masa selanjutnya, hal ini
berbanding berbalik, yakni penerapan teknologi tepat guna dalam pertanian
semakin menambah kesempatan kerja, utamanya bagi kaum buruh tani. Bentuk lain
dari hasil analisa mengenai cara dan sikap masyarakat petani ini adalah bahwa
teknologi meningkatkan alternatif kita, penerapan teknologi tepat guna dalam
pertanian membawa cita-cita yang sebelumnya tak dapat dicapai ke dalam alam
kemungkinan dan dapat mengubah kekuasaan relatif atau memudahkan menyadari
nilai-nilai berbeda.
Penerapan
teknologi tepat guna dalam pertanian saat ini telah mampu membentuk
alternatif-alternatif baru bagi masyarakat petani dalam melakukan proses
produksi pertanian, serta menjadikan masyarakat petani untuk dapat selalu
mengkondisikan alam.
Bila
memperhatikan ciri-ciri masyarakat Indonesia, yaitu tingkat pendidikan formal
yang kurang merata, kepercayaan yang kurang kuat pada teknologi sebagai sarana
untuk kesejahteraan masyarakat, banyaknya golongan profesi di masyarakat, serta
kesiapan menerima perubahan-perubahan, khusus pemanfaatan teknologi baru, dalam
meningkatkan kesejahteraannya, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat
lamban untuk disebut sebagai masyarakat modern, khususnya masyarakat di daerah
tertinggal dan daerah terbatas. Pengertian masyarakat di daerah tertinggal dan
terbatas adalah masyarakat di wilayah/provinsi yang kurang memanfaatkan
teknologi tepat guna untuk memajukan daerahnya, sehingga selalu mengalami
krisis pangan dan sulit serta mahalnya layanan transportasi darat, laut maupun
udara, sehingga kurang terjangkau informasi teknologi
Perubahan Sosial
Berkaitan dengan Tekhnologi Komunikasi
Komunikasi adalah aktivitas yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan manusia sehari – hari. Kegiatan ini sering berlangsung di antara
individu – individu yang berlainan latar belakang dan budaya.
Komunikasi dan budaya secara timbal balik saling
berpengaruh satu sama lain. Budaya dimana secara individu-individu
disosialisasikan, akan berpengaruh terhadap cara mereka dalam berkomunikasi.
Dan cara bagaimana individu-individu itu berkomunikasi, dapat mengubah budaya
yang mereka miliki dari waktu ke waktu. Hanya saja, kebanyakan analisis tentang
komunikasi antarpribadi mengabaikan hubungan ini dan aspek budaya menjadi
kosong dalam studi komunikasi. Sebaliknya, studi-studi tentang komunikasi
lintas budaya, menguji pengaruh budaya terhadap komunikasi. Kebanyakan analisis
tentang komunikasi lintas budaya membandingkan dan mempertentangkan pola-pola
komunikasi dari berbagai macam budaya.
Bagi orang yang melihat budaya sebagai hal yang adaptif,
mereka memiliki kecenderungan untuk melihat budaya sebagai hal yang menyatukan
orang-orang untuk sistem ekologi dimana mereka hidup. Harris (1968), misalkan,
berpendapat bahwa budaya menurun kepada pola prilaku yang diasosiasikan dengan
kelompok orang tertentu, yaitu untuk kebiasaan atau untuk prinsip hidup
seseorang.
Perkembangan teknologi komunikasi kini sudah semakin pesat,
dan kemajuan teknologi secara sadar ataupun tidak sadar telah banyak mengubah
pola kehidupan masyarakat. sesuai dengan asumsi dasar dari teori technology
deternimism bahwa pola kehidupan masyarakat manusia khususnya aspek interaksi
sosial diantara mereka ditentukan oleh perkembangan dan jenis teknologi yang
dikuasai masyarakat yang bersangkutan.
Seperti yang telah diramalkan McLuhan juga pada saat awal
masuknya dunia pertelevisian di Amerika, yaitu McLuhan menyatakan bahwa
nantinya dunia akan menjadi satu “kampung global”, dimana produk budaya akan
sama dimana saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar